Sedangkan empunya diri tidak tahu mana titik akhirnya impian. Mengapa mereka yang lain sibuk dengan empunya diri? Hujung pangkalnya tidak pernah jelas, sibuk dengan sangkaan dan pernyataan mereka sendiri. Jika memang benar cahaya itu jelas di mata, pasti ku mohon du'a mereka.
Akarnya, aku tiada pasti. Mengapa mereka cuba memastikan diri ini? Sedangkan soalan itu ditujukan tepat padaku. Jujur bicara pun jadi alasan aku dusta? Diri hanya mampu berdo'a. Bukan diri tidak ingin impian itu tercapai. Namun demikian, biarlah masa yang menentukan. Jika tiada mengerti dan tidak pernah mengetahui, usah meneka membabi buta. Biarlah kebenaran datang dengan sendirinya. Diri tidak perlu berbicara panjang.
Biar ketenangan ini hanya pada mereka yang memahami diri. Sekalung kasih kepada mereka yang setia dan memahami. Ku panjatkan syukur kepada Illahi kerana diri masih mampu bersabar setiap kali dirundung jalan berliku.
Kepada yang memahami kata-kataku, du'a dari taulan dan teman ku harapkan.
Mungkin juga, tiada yang memahami bait-bait kataku ini kecuali Illahi... Aaameen...
On another note, I really hope one of my darlings come to class tmr.
I really hope I can solve this particular problem. The problem with kids' crisis.
Indeed, quite melancholic seh today...
“You shall certainly be tried and tested in your possessions and in your personal selves; and you shall certainly hear much that will grieve you, from those who received the Book before you and from those who worship many gods. But if you persevere patiently, and guard against evil, then that will be a determining factor in all affairs.” (Surat Aal-e-Imran, 3:186)
Dear Allah, your guidance is needed badly...
0 comments:
Post a Comment