Apa berlaku so far?

|
Dah 4 hari tidak menulis. 4 hari juga rasanya macam agak lama. 4 hari rasanya memang terlalu banyak yang berlaku sampai tertanya Adakah aku ini Superwoman? Atau mungkin robot wanita baru zama siber? Hahaha...

Di sebalik kesibukan, mungkin ada peristiwa-peristiwa dalam hidup yang buat kita tersenyum:

1. Jadi videographer untuk Discovery Journey for the whole P3 level. Di Taman Haiwan Mandai. Yang bestnya, aku dapat jugak petik gambar binatang-binatang yang menarik. Satu je gambar posing cantik si harimau bintang yang tidak sempat ku petik. (Yang best, budak-budak yang aku ajar semua pergi sama hari dengan aku. Dapat bonding skit!)

2. Bila rasa runsing, kehadiran anak-anak didik lama yang ceria bila lihat kita. Bila tengok gelagat dan kenakalan mereka, haiz kita pun ada jugak yang sama macam dorang waktu kecil dulu.

3. Aku naik ligat sewa video pada minggu lalu. Mungkin itu satu cara nak rasa releks lepas kerja. Walaupun hal kerja pun kena bawa balik rumah, rasanya tidak larat bila otak berserabut macam kelapa. Whatever it is, I'm a sucker for Korean movies now, selepas dah lama memang melekat ngan cita Jepun.

4. At last dapat tonton filem 'Kiamat Sudah Datang'.

5. Ex-classmate nikah. Nur Sarhani dan Uthman. Selamat pengantin baru.


Ingat seorang sahabat katakan, Kita hanya merancang, Allah yang menentukan. Memanglah kata-kata ni quite cliche di telinga aku. Cuma, kita lebih merasai hangatnya kalau apa yang kita rancang, tidak boleh kita selesaikan. Dan masa inilah masa yang amat hangat aku rasakan bila apa yang kita usahakan dan lakarkan, mungkin diganti dengan keutamaan lain yang perlu dihabiskan....

x x x

Why are some individuals selfish, thinking their own benefits?

Feeling the heat.
Call it friendship, i call it shit.

Yang pasti ku genggam

|
Sejuta bintang menyanyi
Di antara yang satu
Mungkin cahaya dan impian ku
Di sini....Gemilang..

Lalu ku redah onak duri dan lautan api
Kemuncaknya ingin ku tawan Aku jelajahi
Kini gemilang itu semakin pasti ku genggam
Gemilang suara keyakinan kian dalam
Gementar harus jangan
Jiwa ku terus(harus) bertenaga
Mungkinkah ini menjadi realiti...

Lagu Jac yang pastinya membawa semangat untuk aku terus berusaha menggapai cita-cita yang telah ku pacakkan pada tahun ini. Alhamdulillah, Semester 1 sebagai seorang siswa berjalan dengan baik walaupun kesukaran tetap wujud. Ada 3 modul untuk diselesaikan sebelum peperiksaan akhir tahun tiba pada bulan depan. Ini juga bermakna projek dan tugasan yang terbengkalai perlu diselesaikan! Ciayok, ciayok!

Yalin pula amat positif dan memberi motivasi untuk aku terus berkarya. Do'a Yalin terkabul nampaknya. Baru semalam bersembang. Yalin, saya hampir selesai satu cerpen yang entah mana datang ilhamnya. Yang pasti, tanpa pertolongan Allah untuk bantu saya dengan usaha ini, tak jadi pun cerpen ni. Harap-harap usaha untuk 'dipanjangkan' (quote dari Yalin), bakat ini membuahkan hasil. Tak mudah, tak mudah...

Kuiz 2 dan 3 dah dikembalikan.

Quiz #2
widz : A
humaira : A-
Quiz #3
widz : A
humaira : A

Quiz #4 was okaylah. Cos I expected another question to come out. But, Dr. gave the other, haha, tough luck. The final quiz will be straightforward and bull's eyes answers as well. That's the tough part. Actually, it's more of the exams to churn out good inputs as a real challenge. May Allah give all of my coursemates the Hikmah and Rahmah to be well-prepared in this. Baarakallaahu Fiikum!

Untuk kaum Hawa

|
Dedikasi kepada kaum Hawa
Biar menggoncang dunia, dengan goncangan keimananmu...

A piece from a friend...

Jangan Biar Kau Terkurung

Airmata hawa gembira tertitis
Kau bebas dari resah yang memeringkuk
Bebas mencari identiti di sebalik tembok menakluk

Masih ada berjuta Fatimah Zahra' di permuka dunia
Mengindah maya seperti Rabiatul Adawiyah dengan cinta

Jangan biarkan sesiapa mempersoalkan kemampuanmu!

Di antara deru angin bernada pesimis
Pecahan ombak yang cuba menghakis
Kau masih bertapak tersenyum sinis

Rebahkan gunungan penghalang sinaran
Jangan lelah mengasari gelombang kebimbangan
Buaikan dirimu dengan lagu di kala ragu
Bernyanyilah bersama gerimis cemuhan
Gemakan impianmu agar mereka tahu
Niat dan perananmu dalam putaran waktu

Wanita,
Ibaratkan dirimu permata indah
Kerana martabatmu dijunjung Rasulullah
Engkau lambang seribu pesona pujangga

Terus maju kaum hawa ku sanjung
Lukiskan riwayat hayatmu tersimpul agung
Buat kaum hawa

-- Elmi Zulkarnain

x x x

Dan qalbu hawaku masih perjuangkan hati
Menunggu kepastian yang masih mencari
Menanti tibanya saat penunjuk Illahi

Apakah ini yang sedang ku rasakan?

|
Cerpen: Ketika Akhirnya Saat Memutuskan Itu Tiba

Ketika akhirnya saat memutuskan itu tiba… Aku tahu aku kehabisan cara untuk mencari-cari alasan, hal yang selalu aku lakukan saat berhadapan dengan kata: menikah. Bayangan tentang sosok seorang ikhwan yang akan selalu ada di sampingku selama aku ada di dunia, seseorang yang akan jadi orang yang paling tahu tentang diriku, bahkan lebih dari ibuku. Rasa ini yang mungkin pernah membuatku ragu untuk segera menikah.

Aku memang seorang perempuan yang tak ingin merasa terikat. Aku selalu membayangkan diriku seekor kijang yang berlari dengan bebasnya di dalam rimba raya tanpa ada siapapun dan apapun yang membuat kaki lincahnya berhenti melompat. Kenikmatan dalam melakukan keinginan-keinginanku nampaknya membuatku begitu segan memiliki seseorang yang aku pikir bisa membuat langkahku terseret. Sementara rimba ini begitu luas dan aku cuma ada ditepian sebuah danau saja. Aku masih ingin melakukan apa pun ke manapun sesuai keinginan.

Menikmati hidangan Allah di alam ini. Tak peduli apa yang orang katakan, tak peduli apa yang orang inginkan denganku. Aku merasa paling berhak dengan kehidupanku. Sosok suami bisa menjadi hambatan bagi kemajuan seorang perempuan karena ia dituntut untuk patuh pada suaminya. Mungkin itu gambaran yang sedikit banyak mempengaruhi pikiranku. Belum lagi ketika harus hadir seorang anak.

Namun kini ketika tiba-tiba ada sebentuk cinta sederhana yang ditawarkan kepadaku, aku termanggu. Tak bisa aku berkata. Tulus, apa adanya. Segala teori dan argumentasiku membisu. Tiba-tiba ada rasa aneh yang mengelus rasaku, dan aku tahu itu kerinduan. Rasa ingin dilindungi, rasa nyamannya berteduh. Rasa ingin disayangi, ingin menjadi orang yang istimewa untuk seseorang, ingin merasakan indahnya berkorban, bahagianya memberi. Bagaimana rasanya dipaksa untuk memahami orang lain hingga keterpaksaan itu bermuara pada keikhlasan. Ingin mencoba memaknai kepatuhan dari sudut pandang Allah, merasakan apa maksud Allah menyuruh seorang istri patuh pada suaminya.

Rasa ini menjelma menjadi sujud-sujud panjang yang basah di tengah sunyinya malam. Begitu lama aku belum lagi merasakan kemesraan dengan-Nya. Entah mengapa hadirnya nama seorang ikhwan membuatku ingin sekali lagi memeluk Allah dan berbisik; Tuhan, diakah cinta dari-Mu? Allah… benarkah ini?...

Ditawarkan sebuah cinta dari hamba-Nya, aku malah berlari mengejar kasih-Nya. Malam-malam sunyi yang biasanya membuaiku kini aku terangi dengan rakaat-rakaat panjang diakhiri bisikan basah yang jatuh di tanganku. Memohon ilmu-Nya yang menyamudra memilihkan yang terbaik untukku. Menyerahkan jiwa ragaku dalam tangan-Nya. Meluaskan hati ini untuk cinta-Nya. Aku benar-benar merasa jatuh cinta pada-Nya. Duhai… apakah ini?... Hadirnya ikhwan itu membuatku begitu dekat dengan Allah. Inikah jawabannya, Kekasih?...

Kebersamaanku dengan Allah menuaikan keyakinan dalam diriku. Dia seperti membisikkan entah dengan apa, tapi aku merasa yakin ini benar, bahwa inilah jalan kebaikan yang Allah bukakan untukku. Pintu ini dan saat ini.

Maka ketika Allah telah membuka pintu-Nya untukku, seberapa hebatkah diriku menolak untuk melangkah ke dalamnya?. Mungkin aku tak tahu apa yang akan aku hadapi saat melewati teras rumah-Nya, tapi aku tahu Dia ada bersamaku, di dalam diriku.

Dan aku akan punya seseorang yang akan selalu menggandeng tangan dan menguatkan langkahku, menuju diri-Mu, Allah…


- Kafemuslimah.com

x x x

son u que quiere aceptarme para mi fuerza y la debilidad..
esperar el para llenar mi espacio vacío ~

Wallaahu a'lam...

The piece of heart

|

...someday
they may return
and fill
the space i have waiting...


" Sometimes I have given pieces of my heart away, and the other person hasn’t returned a piece of his heart to me. These are the empty gouges — giving love is taking a chance. Although these gouges are painful, they stay open, reminding me of the love I have for these people too, and I hope someday they may return and fill the space I have waiting. "


Masih terngiang-ngiang akan topik yang sama

|
Ku mulakan dengan Bismillah sebagai pembuka bicara...

Soalnya, antara keempat-empat liberalisme, mana satu yang paling berbahaya? Pada pendapatku, liberalisme sosial.

Kenapa tidak shahsiah, siasah atau budaya?

Mungkin pandangan saya berasaskan beberapa peristiwa sejarah dan juga etika sebagai seorang Muslim. Cuba kita renungkan, Rasulullah sendiri diutuskan untuk menyempurnakan akhlak manusia.
إنما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
Oleh yang demikian, hal ini merupakan yang paling asas yang perlu ada dalam atma setiap masyarakat Islam. Pastinya, perkara ini juga berkaitan dengan hati manusia. Kenapa? Jika kita lihat dalam sebuah hadith, diperbincangkan dengan mendalam tentang hal ehwal niat itu diperbetulkan sebelum melakukan sesuatu. Niat kita itu akan menjadi pemangkin kepada sesuatu perbuatan. Etika sosial pula amat berkait rapat dengan hal ehwal sikap dan sifat seseorang terhadap sesuatu perkara.
Justeru, jika seorang liberal sosial tidak menginginkan kehidupan sehariannya dibelenggu oleh garisan yang dianggap menyekat kebebasan kerana inginkan kebebasan individu, bukankah itu melanggar etika agama kita? Sewaktu aku di kuliah dahulu pun, membincangkan tentang isu-isu yang berligar di sekitar teks-teks sastera tentang kebebasan. Sememangnya, tiada kebebasan mutlak, jelas pensyarahku. Dan aku percaya liberalisme yang lain itu juga adalah berasaskan dari etika yang awal. Ethics remember... etiquettes. Baik politik, ekonomi dan budaya semuanya ada adab dan akhlaknya. Dan sosial amat dekat dengan adab dan akhlak seseorang.
Kalau liberalisme sosial paling bahaya, bagaimana dengan pendidikan? Tidakkah tergolong dalam bahagian sosial juga?
Jawabku kepada pensyarahku, benar. Siapa kata pendidikan itu salah? Aku jelaskan kepadanya bahawa Islam memang menggalakkan pendidikan. Dan semestinya kita tahu mana yang dibenarkan oleh syar'iah dan mana yang tidak. Jadi, perlulah pilih sosial yang segaris dengan landasan yang ada, bukan hal kemasyarakatan yang membawa kepada social decadence.
Apa jua, semuanya terletak kepada values seseorang itu. Sedangkan dalam bidang pendidikan sendiri, apa yang ingin diterapkan dalam para pelajar ialah peri pentingnya unsur-unsur positif ini wujud dalam jiwa mereka. Dan aku selalu ingatkan mereka, tiada gunanya bijak atau pandai, tetapi akhlak tiada. (peringatan kepada diriku juga)
In the first place, how do you define liberalism? All of us have our own connotation and liberal thoughts. Yet, is it total?
Kebebasan ada hadnya. Lihat sahaja strata sosial masa kini. Biarlah mereka fikir tentang hak asasi yang tiada batas. Sendiri perlu ingat, selagi kita hidup sebagai seorang Muslim, kita masih ada dua permata utama yang menjadi landasan.. القرآن والسنة
Kalau kita fikir bahawa bebas itu mutlak, mengapa perlu lagi berlandaskan kedua-duanya sebagai penunjuk jalan? Sedangkan kita diperintahkan oleh Allah dan Rasul untuk berpandukan kepada القرآن والسنة.
Islam acknowledges liberalism, yet there is no total freedom. If you want to act liberal, ensure that it aligns with syari'ah, Usul Fiqh and the Tauhidic fundamentals. As for me, I am the guided liberal.
What has been typed here is to the best of my understanding and knowledge. Allah knows best.

I want to share my story...

|
Two really really tough struggles of the day. Struggles of the mind which flows to the exhaustion of the entire jasad. So I skipped qiyam although I wanted to go, but Aula of today's class was really at its peak.

One unique trait of today's paper is the technique used by Dr. And he loves to use that technique with other IIUM students as well. A mental exercise to fit in a limited space even before answering the question. So how would you answer a question given only a limited space to write? Hmm, that's why I told you, critical yet creative. The assessment of this exam was based on 4Cs - comprehensiveness, conciseness, clarity and convincing.

A first encounter of an open-book exam, like other of my friends who commented on the concept of open-book, ain't easy. And given 2 hours 10 mins to complete this in a limited written space, spent 1 hours making a stand on the topic. In fact, I only started to write 40mins before the time ended. Just to fulfill the 4Cs was a brain cramp. Spent 30 minutes on the 1st part and only 10 mins on the 2nd part. More excruciating was the fact that Dr. assessed directly in class whilst continuing on our individual presentation.

That was my 2nd struggle of the day. Dr. wanted today to be the sisters' moments. Actually I really felt like fainting. Firstly, I ate late breakfast. And the adrenaline rush of touching the exact same topic with the topic of the exam is nerve racking. I kept telling humaira I wanted to go back home. I was really having a headache. Was whining the way through and contemplating on my limitations and confidence. But dear humaira mended the broken wing, haha. Actually it wasn't the presentation but the challenge of being challenged with thought provoking questions especially from the ikhwan. (They love asking critical superduper questions that requires some thought processes before answering). And it wasn't an easy topic for me: 'Liberalism'. How will I answer their questions? Convincing enough ke? Atau memalukan je...

And I just discovered today, the trademark of my presentation style and the way I portrayed myself made them guessed the line I'm in. Akhirnya, the ustaz have stopped thinking both widz and humaira as current students. Haha, nampaknya tak boleh nak elak dah ni. Yang penting, struggles really bear the fruits of ni'mah.

Jiayo! At the end of the day, the two scatterbrains known as widz and humaira fruited A- again for the exam... Alhamdulillaah...

*Tak sia-sia beb, muggin' nak crazy walau tertidur terbangun macam nak hapa ye di abode masing-masing*

X X X

Akhirnya, diri ini sudah dapat mencapai tahap perasaan yang diinginkan kembali. Semakin baik, semoga tandanya juga baik... Syukran Ya Allah...

Misson completed!

|
Nothing much yesterday. But it was a tiring day.

A sharing session with a master teacher early in the morning.
Workshops, sharing sessions and more programmes in term 2 and future. Some interesting involvements that I might do the coming term ahead especially the one in June. Only if I am selected, I hope. Because that might be a good platform for me.

So...some dates are booked. In fact, booked from April till September. Yes, the September hols included! Yesterday was also the Semis for some of my IT kids. It was a 3D game competition by LTA opened to the schools in Singapore. Wonder whether they managed to go to the finals? Actually, I was supposed to go to Funan with them if not for the programs held yesterday. But for me, even if they are just in the Semis, I'm proud of them.

And the bloggin' workshop went well alhamdulillah. It was the first experience as a trainer in the profession so far. Most importantly, the objectives were achieved and continued, hopefully on a long-term basis. What more can I offer but not for the talents bestowed upon me as a servant of Allah? Except for those who prefer to keep the knowledge to themselves. Be stingy. I believe in sharing the knowledge I've gained to the best of my ability. And it is better to share something which you know rather than something you do not - main asal boleh.

To end, my latest poem penned at bustan puitika...

Mulut Salty-Salty...

|
Today is the mulut masin-masin day...
A mulut masin and productive day indeed...

Widz was ready to fight a battle. A battle @ work...

With the dusts... *achoO*

Oh yes, she geared up herself with a weapon called niqab and carried on with her work. Discovered lots of effective teaching tools along the way, reshuffling the table arrangements as well as dumping the unused texts.

Yet another battle to complete @ work...

With the computers... *sighs, again?*
Can't get enough of the online world, Widz had to be in the frontline with Buff to teach other mugchekgoos the art of blogging battle. If not, tomorrow, all of us will turn to goblogs (sorry the pun)
Next, a battle with the food... A battle of bliss...
Munching cheezburgers *yum yum*
A productive discussion as well. This was when the mulut-mulut masin came into place. Were discussing about an 'Abdillah and *poof* speaking of the devil, Allah's power... Mulut masin no.1 came into reality.Next, were talking how passionate both were about journalism, writer, an author, columnist, and whats nots. Our goals, our failures, aspirations, future life as well as our struggle as students. *Poof* Buff's article was published in the Singapore Writers Society's mag!
That was Mulut masin no. 2.
Nampaknya, it's my turn to start something, start small but consistent as a contributor of any publications there is. And I hope that particular platform will provide me the first opportunity to unleash what I possess (perhaps?) But will I achieve this? Or will it just be a dream unfulfilled?
Nevertheless, 2 mulut masin encounters were sufficient enough for today...
This will be my first main and big contribution to my mugchekgoos and the school - A bloggin' workshop. Glad that Buff's with me... Pray for me friends...
x x x
Lucha en cada aspectos de mi vida...
Ya Allah, 私はあなたの愛からの彼の愛を追求する

Fasabrun Jameel

|
Musibah dan Sikap yang Betul

Umat Islam menyedari sejak awal lagi, dunia adalah tempat ujian dan tribulasi. Syurga adalah tempat kesenangan yang abadi. Justeru, umat Islam bersedia untuk bersabar dengan segala ujian di dunia. Pada masa yang sama, mereka berusaha dengan bersungguh-sungguh bagi mencapai matlamat. Tuhan memberitahu dalam surah al-Baqarah ayat 155 yang bermaksud, “Sesungguhnya Kami pasti mengujimu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada mereka yang sabar.”

Walau bagaimanapun, ujian yang menimpa ini tidak berterusan selama-lamanya. Ia hanyalah satu proses pendidikan dan pembangunan diri yang diperlukan sebelum kejayaan dan kemenangan dicapai. Inilah yang dijanjikan Tuhan dalam surah as-Syarh ayat 5 hingga 6 yang bermaksud, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kesenangan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kesenangan.” Hal ini diperkukuhkan lagi melalui kata-kata nabi yang dilaporkan oleh Imam Tirmizi yang bermaksud, “Sesungguhnya kejayaan bersama-sama dengan kesabaran, kelapangan bersama-sama dengan kesusahan dan sesungguhnya berserta dengan kepayahan adalah kesenangan.”

Selain itu, ujian menggugurkan dosa. Dalam sebuah hadis yang dilaporkan oleh Bukhari dan Muslim, nabi berkata, “Tidak ada satu pun musibah yang menimpa ke atas Muslim, sama ada kepenatan, sakit yang kronik, kerisauan, kesedihan, sebarang kesakitan dan kemurungan, sehingga duri yang terkena di badannya, melainkan ia akan menjadi kifarat baginya dari dosa-dosa.”

Oleh sebab itu, bukanlah perkara pelik apabila umat Islam berterima kasih serta bersyukur kepada Tuhan apabila ujian menimpa mereka. Berhubung dengan ini, Omar bin Khattab pernah berkata, “Apabila aku mendapat ujian duniawi, aku bersyukur kerana terdapat padanya empat nikmat. Pertama, ujian itu tidak berkaitan dengan agama. Kedua, ia tidak begitu besar berbanding ujian agama. Ketiga, aku akan mendapat keredhaannya dengan ujian itu dan keempat aku mengharapkan pahala daripadanya.” Inilah fikiran positif yang sepatutnya dicontohi.

-- Cemerlang dengan Sabar dan Sikap Positif, Lelaman PTS

x x x

Moga kesabaran perit ini membuahkan keredhaanMu Tuhan
Moga natijahnya diiringi senyuman kenikmatanMu
Moga keputusan itu meleraikan kekusutanku

Light

|

Apa yang menceriakan bumi
Setiap hari setiap waktu pagi
Membuat wajah berseri

Bagaimana tumbuh-tumbuhan
Terus segar didalam kehijauan
Di dalam hutan dan taman
Nur... cahaya sakti

Di tengah kegelapan malam
Ketika bintang di langit berkerdip-kerdipan
Indah seri sang rembulan

Ketika insan kealpaan
Ketika kejahilan menutup kesedaran
Siapa petunjuk jalan

Nur... cahaya sakti

Nur adalah kuasa semulajadi
Nur adalah asal asli rohani
Nur tercipta dari azali
Nur... nur... nur...

Do you remember this song? I'm sure those Art Fazil listeners know this very well. I fancy his songs. Basically, I love songs which make you reflect on life. I mean yes, songs do reflect realities of life. But ones which reflect on humanity and touches the power of the Almighty is something which is close to my heart. M Nasir's or Ebiet G Ade rock my socks as well. The reason why I put this song was when I reflected myself about TC last week. That particular moment, I switched on the radio and sat down for breakfast. Then, the DJ played this song. What a coincidence, eh? I never reflected well on the lyrics before this. But since that day, I found the beauty behind the lyrics.

I don't want to be sad nor be afraid. Yet, as humans you tend to feel it. You don't know what the future holds for you. But everyone feels that way don't they? If we know our future, and know our luck, perhaps everybody might be so proper and the world will be different than what it is. I have my own weaknesses and I am trying a lot to improve on those. Be it taking risks and fall here and there, I have to face the music. By the way, I felt really glad that some sahabats are patient with my weaknesses in certain skills which I lacked. Depending on them forever is a bane for me. So I'ved decided to strive hard for this goal and be consistent with it. Like what my lecturer said recently, it is better to do something little, a step at a time but consistent rather than doing something huge but you get tired in the end. There is a hadith which says about this too. And since I was given the privilege for the skills and the amanah, I must be responsible. To myself, and to the ummah who needs it.

And what the lecturer said made me reaffirm certain decisions and choices which I have to make in life. Everyday, I feel a certain jitter. Uneasiness is something you don't ask for. A jitter which I hope is a positive sign from Him. I just have to keep believing...

End of de term

|
It's the end of term 1. Most of us were quite hysterical at the end of the day. Letting their hair loose! I wish I could join them for the night, but BOSS comes first. Most of the cars were like tins of sardines on my way back walking. The past term with new changes really challenged our capabilities and flexibility. Like the rushing hour, the loosing of energy will always be felt only at the end of the day. For most of us, although holidays have started, it is not a time to relax. Listed down my things to do and I have 10 tasks in hand alone for work. But it is better to have work rather than not having work at all.

I am still piled with assignments and a presentation which requires research and organisation again. What more, our first open book exam is exactly a week from now. I wonder what is expected of the paper and what surprise the lecturer has for us. The topic he gave sounded cheem and I am thinking how to initiate the first paragraph. But Alhamdulillah, the hols is a consolation to do some reading up. Yesterday, we received our first Fiqh Sirah quiz done few weeks ago. We had two quizzes yesterday and today on Prophet Muhammad. It's part of the system that for every Fiqh Sirah lesson, there will be an individual quiz in a form of essay to be done. Alhamdulillah, for the first quiz, widz and humaira managed to get an A-.

I missed the silat event yesterday. Nevermind, whichever is aula. But I managed to catch a glimpse of the news in Suria just now. Reminded me of the dvd I watched for the BOSS meet pertaining the trainings. Although not as tough as the Titans' routine, it reminded me how endurance, perseverance, patience and teamwork were very much needed back then. Flashbacks of waking up after Subuh and train straight after that. To train again after 'Isyak till late night. Circuit trainings, getting scolded, injuries, challenges, discipline and much more. I miss those but some things just have to be put on hold for a while. And I know, that I won't be doing this forever. Sooner or later, things have to change. And the only thing that is constant is change.

One good take away for today's lecture from Dr. was:
" The best person is one who calls people to Allah...
But Allah hates those who doesn't practise what he preaches... "

A thought provoking statement for us as da'ies...

x x x

Thanks for de good time shared. Feel empowered.
Hope this empowerment stays for long to help me go through the toughest challenge right now.

Needed path...

|

Weekend was well spent indeed. Why did I choose to accept when I had the chance to be at home because that was the only week that I have a break before Sem1 ends and exams starts late March. No, not the students' exams. But mine. And when I returned, I just remembered that I still have a few assignments to complete. When I accepted this invitation, I forgot to check my schedule. But Allah's power, the slot for the event fits just right. Alhamdulillah.

I read the message after Maghrib and one statement left a deep impact on me. That was one of the main reflections I had during that particular night alone. Basically two main things were in my head which I felt deeply in my heart. The night as if I was confronted by Allah directly that once I sat, tears was a non-stop issue. One goal which I hope to sift. The previous goal I have managed to pull through. And this one really needed change before my life changes. At least, I know that I fulfill something. It is true that it's hard to change a bad habit. You feel like it's nothing but actually it is one of the vital things that needed change crucially. And I feel very very bad that I have taken this particular matter for granted. Take it for granted for a long time.

My toe certainly persevered as well. I am glad it didn't become any worser despite the jihad. And it showed its limitations back home, which I have to rectify before I can't use that leg anymore for goodness. My throat and cough has started. Certainly a sign. Anyway, I am not required to accompany the students for Heritage Tour @ Chinatown tomorrow. I felt glad as I have a medic appointment early morning. So I need not cancel the appointment.

Ya Allah, a lot of things have been in my mind. At times, I don't know what to do and where to start. What I needed is your blessings for my plans and options. Please show me the right way as you have showed me for the past.

Anyway, those who made guesses on the previous post will never guess right I suppose. Because it is a general entry which can be applied to any situations and interpretations... nice try though.

Pernahkah kau terfikir, alam penuh rahsia
Anugerah yang Maha Esa?
Bermusafirlah...
Adakah mungkin masyarakat tempatan kita yang ketandusan muhasabah disebabkan oleh buta mata dan buta hati melihat alam semulajadi ciptaan Allah? Kerana sibuk dengan masalah dunia hingga lupa dengan tujuan asal hidup di dunia.
Ke mana arah kita?
Inilah kembara kita...

Untuk emak, selamat hari ulangtahun pada 5hb Mac yang lalu. Semoga Allah memberkati hidupmu dan semoga dirimu bahagia hidup dengan abah dan terpaksa melayan kerenah aku sebagai anakmu. Du'aku semoga aku dapat menjadi anak yang solehah supaya aku mampu membahagiakan dirimu dan semoga jihadmu selama ini dibalas dengan Jannah di akhirat kelak.

x x x

Do you ever wanna run away
When nothing feels alright
When inside you're bleeding
To feel lost, To be left out in the dark, To be on the edge of breaking down

Upgrade

|
2 years will be the time to persevere... yes, persevere.
Some may say that 2 years will pass very fast. While others say that it is a time to actually prepare a lot of things for the final big product.

Haiz... so... I really have to persevere. And be patient to endure these 2 years of agony.
But luckily I am working, so I'd rather busy myself with this than to experience these 2 years of endurance...

And these 2 years will be the process of upgrade... a total upgrade so that the product will be something useful and something meaningful after a long awaiting
Do you know what I am talking about? Keep on guessing lah.

Hah, I bet you don't. :p

Goodnite!

x x x

I dun feel like going away

I dun feel like escaping myself
I wanna feel at home